Penjual nasi kuning yang viral ini disebut-sebut berinisial NP, seorang wanita berusia 22 tahun. Berdasarkan informasi yang tersebar, video tersebut diduga dibocorkan oleh mantan kekasihnya, berinisial RW, yang berasal dari Minahasa Selatan. Konflik ini kabarnya bermula setelah NP memutuskan hubungan mereka, yang diduga mendorong RW menyebarkan video pribadi sebagai bentuk balas dendam.
NP telah melaporkan RW ke pihak berwenang, dan RW bahkan dilaporkan sempat meminta uang sebesar Rp 2 juta untuk menghapus video tersebut dari media sosial. Meskipun pihak kepolisian sudah mulai melakukan penyelidikan, RW diketahui tidak lagi tinggal di alamat yang diketahui, sehingga memperumit proses penyelesaian kasus ini.
Kasus ini tidak hanya menjadi perhatian karena skandalnya, tetapi juga mengangkat isu serius terkait penyebaran video pribadi tanpa izin, yang sering digunakan sebagai alat balas dendam. Ini menjadi pengingat pentingnya menjaga privasi dalam hubungan pribadi, terutama di era digital saat ini.
Masyarakat perlu lebih sadar akan dampak serius dari tindakan seperti revenge porn dan penyebaran video tanpa izin. Perlindungan hukum bagi korban harus ditegakkan, seperti dalam kasus NP, yang menyoroti betapa pentingnya menjaga privasi dan hak digital, terutama bagi perempuan.
Kasus viral ini memberikan peringatan kepada kita semua untuk lebih berhati-hati dalam menjaga privasi serta bertanggung jawab atas tindakan yang kita lakukan di dunia maya.***
