iotomotif.com – VW Tiguan 1.4 TSI dan Mazda CX-5 2.5 hadir di saat yang hampir bersamaan. Mereka adalah peserta kelas Medium SUV dengan titikberat pada kemewahan berkendara. Dengan mesin 1.4 TSI, Tiguan jadi punya lebih banyak kesempatan mencapai popularitas. Terutama karena mesin mungil tersebut membuat ongkos produksi dan kalkulasi pajaknya bisa ditekan. Jagoan VW ini pun lebih berdaya untuk menset harga yang lebih diterima oleh publik.
Soal rasa mewah, VW sudah tak perlu diragukan lagi. Tapi bagi Mazda kata itu diredefinisi dengan menghadirkan CX-5 yang lebih bertenaga dan fitur lebih lengkap. Artinya, pertahanan yang dilakukan Mazda adalah menyerang.
Sebuah berita mengejutkan ketika VW mengeluarkan Tiguan seharga Rp 400 jutaan. Karena sebelumnya mobil ini tergolong sangat mahal dengan trim 2.0 TSI seharga lebih dari Rp 700 juta. Salah satu rahasia turun harga ini adalah penyematan mesin 1.4 TSI yang membuat pajaknya jauh merendah.
Logikanya, dengan turun ke Rp 400 jutaan, Tiguan yang berteknologi Jerman ini akan mudah melahap rival di kelasnya. Tapi tunggu dulu, karena Jepang memiliki CX-5 yang melakukan lompatan teknologi lumayan jauh. Kesan VW sebagai mobil premium tetap terlihat di Tiguan ‘murah’ ini. Walau lekuk bodinya tak sedinamis CX-5, Tiguan memiliki beberapa detail yang membuatnya terlihat mahal. Sebut saja DRL cantik di depan serta nyala lampu belakang yang keren. Roof rail di bagian atas, selain membuat lebih gagah juga memudahkan saat hendak memasang roof box.
Saat dijalankan, terasa sekali kalau Tiguan begitu halus. Tiguan nyaris memberi pengalaman tak beda dengan Golf, bedanya ia lebih tinggi saja. Perpindahan gigi transmisi DSG-nya pun begitu halus dan cepat. Anda akan tetap merasa mengendarai sebuah mobil premium di sini.
Tiguan memiliki mesin 1.390 cc dengan turbo dan supercharger yang diusungnya memang cukup hebat. Tapi ia belum bisa menyaingi akselerasi impresif dari CX-5. Di sisi lain, figur 9,6 detik untuk 0-100 km/jam masih sangat baik.
Di hal akomodasi barang, Tiguan memiliki bagasi lebih kecil dari CX-5. Tapi ketika berbicara akomodasi penumpang, Tiguan pantas berbusung dada. Bukan hanya lebih lega di kaki dan kepala, jok belakang Tiguan juga mampu diatur posisi serta sudut rebahnya. Meski terbatas, hal ini memberi kenyamanan jauh lebih baik di belakang ketimbang Mazda CX-5.
Fitur yang dimiliki Tiguan sangat baik. Dalam kondisi standar saja ia sudah dilengkapi rem parkir elektronik dengan Auto Hold, 8 airbags, meja makanan di belakang dan fitur Driver Alert yang mampu memonitor kondisi kelelahan pengemudi. Satu yang cukup istimewa adalah tersedianya soket listrik AC 220 Volt. Tapi walau fiturnya berlimpah, tetap saja ia tak selengkap CX-5.
Pengalaman berkendara di Tiguan sebetulnya cukup menyenangkan. Tenaganya kuat, pengendalian baik serta keheningan kabin impresif. Jujur saja, ia memang masih belum seasyik CX-5 yang lebih bertenaga, lincah serta ergonomis. Tapi VW mampu membuat Tiguan memiliki rasa berkendara bagaikan sedan. Apalagi kualitas interior yang dimiliki juga lebih baik.
Meski Tiguan tercitra sebagai mobil mewah yang berasal dari merek premium, tapi Mazda CX-5 tidak takut. Tak lain karena di pertarungan ini yang diturunkan adalah 2.5 Grand Touring, lini termewah dari semua produk CX-5 di Indonesia.
Hal pertama yang dibanggakan CX-5 Grand Touring adalah mesin. Dengan teknologi SKYACTIV, unit berkapasitas 2.500 cc itu tak hanya bertenaga besar tapi juga hemat bahan bakar. CX-5 tahu kalau Tiguan 1.4 TSI menggunakan mesin canggih dengan imbuhan turbo dan supercharger sekaligus, tapi hasil tes kami membuktikan bahwa pencapaian CX-5 lebih baik.
Dari tenaga lebih besar 39 dk dan torsi lebih perkasa 10 Nm, CX-5 melaju lebih gesit dari Tiguan. CX-5 cuma butuh 8,6 detik untuk sprint 0-100 km/jam. Ini lebih cepat 1 detik dari Tiguan yang menuntaskannya dalam tempo 9,6 detik.
Tapi kepiawaian transmisi Tiguan berpindah gigi belum bisa disamai CX-5. Toh itu tidak sampai membuat rasa berkendara CX-5 buruk, karena yang mencuat adalah karakter mesin N/A yang natural sehingga membuatnya terasa padat dari putaran bawah hingga atas.
Kedigdayaan CX-5 semakin terlihat kala membahas soal fitur. Benar bahwa Tiguan sudah dilengkapi 6 buah airbags, soket 220V untuk berbagai gadget dan rem parkir elektris, tapi yang dimiliki CX-5 lebih lengkap lagi.
Mazda membekali SUV-nya itu dengan sunroof, cruise control, rear camera, jok kulit, climate control, jok elektris dan lain-lain. Itu semua adalah fitur yang hanya bisa diimpikan oleh pemilik Tiguan. Masalah desain memang subyektif. Namun tim tester kami sepakat bahwa penampilan luar CX-5 lebih atraktif dibanding Tiguan. Barulah ketika menatap desain interior, Tiguan terlihat lebih elegan.
CX-5 punya ruang kargo terbesar di tes ini. Sungguh luas dan itu sangat berguna saat CX-5 diajak outing membawa banyak barang. Terakhir tak kalah penting, adalah keasyikan berkendara. Pembeli mobil di level ini menuntut lebih dari sekadar kapabilitas, tapi juga rasa berkendara yang fun. Mobil itu harus asyik dikemudikan di berbagai situasi. Suspensi CX-5 memang sedikit keras, tapi handling-nya terasa lebih tajam dibanding Tiguan. Paduan tenaga besar, handling mumpuni, dan fitur-fitur pendukung yang menyenangkan, jadilah ia kontestan paling asyik dikemudikan.
Dari pengujian yang didapatkan CX-5 lebih unggul dengan kelebihannya dalam hal Akselerasi, fun to drive, fitur berlimpah, pengendalian, namun bukan berarti tiguan produk yang buruk, tiguan tetap memiliki keunggulan dalam hal Kehalusan berkendara, jok belakang nyaman, material interior, faktor keamanan dari pada CX5.