Menurut keterangan polisi, pertemuan pertama yang bersifat intim terjadi pada awal tahun 2024. Kasus ini akhirnya terungkap setelah istri DA mendapatkan bukti rekaman dari seseorang yang diduga rekan sekolah PP.
Kapolres Gorontalo, AKBP Deddy Herman, mengonfirmasi bahwa beberapa pertemuan tidak pantas antara DA dan PP terjadi di lingkungan sekolah. Modus yang digunakan DA termasuk membantu PP dalam mengerjakan tugas sekolah, yang membuat PP merasa nyaman dan terikat.
Kasus ini kini telah masuk ranah hukum. DA telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan persetubuhan dengan anak di bawah umur. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap seluruh kronologi dan motif di balik penyebaran rekaman kejadian tersebut di media sosial.
Pihak sekolah dan otoritas terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Kasus ini juga menjadi pengingat pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap siswa di lingkungan pendidikan.
