NP, penjual nasi kuning yang menjadi sorotan, dilaporkan pernah mengalami kejadian serupa sebelumnya. Ia diduga menjadi korban penyebaran video pribadi oleh mantan kekasihnya. Setelah video tersebut viral, NP segera melaporkan kasus ini ke Polres Bolmut. Namun, RW tidak berhenti sampai di situ. Ia bahkan meminta uang sebesar Rp 2 juta kepada NP sebagai syarat untuk menghapus video yang tersebar di akun Facebook miliknya.
Pihak berwenang telah berupaya untuk menindaklanjuti laporan ini dengan mengunjungi tempat tinggal RW di Minahasa Selatan, tetapi RW sudah tidak berada di sana, sehingga mempersulit penyelidikan.
Pelajaran dari Kasus Penyebaran Video Pribadi
Kasus yang dialami NP menyoroti bahaya besar dari penyebaran konten pribadi tanpa izin, atau yang dikenal sebagai revenge porn. Penyebaran video ini tidak hanya merusak reputasi seseorang, tetapi juga melanggar privasi dan hukum. Masyarakat perlu lebih memahami pentingnya menjaga privasi dan tanggung jawab dalam interaksi di dunia digital, terutama ketika menyangkut hubungan pribadi.
Kasus ini juga memperlihatkan perlunya edukasi lebih lanjut mengenai hukum terkait privasi dan kekerasan berbasis gender di era digital. Penyebaran video pribadi seperti ini adalah tindakan kriminal yang dapat diancam hukuman berat sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
Di tengah viralnya kasus ini, penting bagi semua pihak untuk berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi di dunia maya dan selalu mengedepankan tanggung jawab dalam setiap tindakan yang dilakukan di ruang digital.
