Serat Karbon Terancam Dilarang di Eropa, Industri Otomotif Mulai Cemas, Ada apa?

Serat Karbon Terancam Dilarang di Eropa, Industri Otomotif Mulai Cemas, Ada apa?

Serat karbon pada mobil--

Selama bertahun-tahun, bahan berbahaya seperti timbal, merkuri, kadmium, dan kromium heksavalen telah diklasifikasikan sebagai zat berbahaya oleh Uni Eropa.

Namun, sektor otomotif masih mendapat pengecualian yang tidak diberikan kepada produk konsumen lainnya. Kini, bahan lain yang selama ini dianggap unggul justru terancam dilarang penggunaannya di mobil Eropa: serat karbon.

Berdasarkan laporan terbaru, Parlemen Eropa baru saja menyelesaikan rancangan revisi dari End of Life Vehicles Directive (ELV), yaitu peraturan yang mengatur pembongkaran dan daur ulang kendaraan.

Dalam revisi tersebut, untuk pertama kalinya di dunia, serat karbon diklasifikasikan sebagai material yang berbahaya.

Serat Karbon: Ringan, Kuat, dan Kini Dipertanyakan

Serat karbon dikenal luas sebagai material super yang digunakan di berbagai industri, mulai dari penerbangan, turbin angin, otomotif, hingga sepeda motor. Kekuatannya melebihi baja, namun bobotnya jauh lebih ringan dari aluminium—kombinasi ideal untuk performa dan efisiensi.

Meskipun proses produksinya rumit dan mahal, banyak produsen, terutama di segmen premium, tetap menggunakannya demi mengurangi bobot kendaraan, terutama mobil listrik (EV) yang membutuhkan baterai besar dan berat.

Mengapa Serat Karbon Dinilai Berbahaya?

Lalu, mengapa Uni Eropa mempertimbangkan pelarangan serat karbon? Ternyata, bahaya muncul saat material ini dibuang.

Serat karbon yang telah dicampur dengan resin dapat menghasilkan filamen halus yang melayang di udara, berpotensi menyebabkan korsleting pada mesin serta iritasi pada kulit dan selaput lendir manusia.

Dampaknya Bisa Sangat Luas

Larangan ini bisa berdampak besar, khususnya bagi tiga raksasa industri Jepang: Toray Industries, Teijin, dan Mitsubishi Chemical, yang menguasai sekitar 54% pasar serat karbon global. Bagi Toray, misalnya, sektor otomotif—terutama di Eropa—merupakan salah satu pasar terbesarnya setelah industri pesawat dan energi angin.

Mobil-mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) dan hibrida pun turut terpengaruh. McLaren, misalnya, bahkan membangun seluruh rangka supercar mereka menggunakan serat karbon.

Masih Ada Waktu, Tapi Tekanan Meningkat

Jika usulan pelarangan ini benar-benar disahkan, penerapannya baru akan dimulai pada tahun 2029. Meski masih beberapa tahun lagi, para produsen mobil harus mulai bersiap dari sekarang karena pengembangan mobil membutuhkan waktu panjang.

Namun, seperti halnya banyak kebijakan lainnya, masih ada ruang untuk perdebatan dan negosiasi. Banyak negara, perusahaan, dan pelaku industri pasti akan memberikan tekanan agar keputusan ini ditinjau ulang.

Jadi, meskipun pelarangan serat karbon belum final, kekhawatiran mulai menghantui para produsen otomotif—terutama mereka yang sangat bergantung pada teknologi ringan ini.

 


Related News

More updates...