IOTOMOTIF.com – Dalam proses transformasi digital, mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi aspek yang paling menantang. Kondisi sosial, ekonomi, literasi masyarakat Indonesia yang sangat beragam, turut berpengaruh pengelolaan dan pengembangan kualitas SDM.
Data dari Bank Dunia tahun 2020 menunjukkan, Human Capital Index (HCI – index produktivitas penduduk generasi mendatang dilihat dari kondisi kesehatan dan pendidikan) Indonesia berada di angka 0,53. Sedangkan untuk Singapura yang memiliki skor 0,88, Vietnam 0,69 poin; Malaysia 0,61; Brunei Darussalam 0,63; dan Thailand 0,61.
Salah satu digital enabler, Niagahoster beranggapan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan saat ini adalah dengan mendorong akses edukasi secara digital maupun non-digital pada berbagai macam lapisan masyarakat. Melalui bantuan internet, semua orang saat ini dapat mengakses informasi. Namun, beberapa daerah remote Indonesia, pendekatan langsung dan sarana fisik pendidikan masih menjadi prioritas.
“Kami sadar, masih banyak daerah yang belum menikmati inklusivitas yang kita punya sekarang. Niagahoster ingin membagi manfaat, tidak hanya bagi mereka yang sudah melek secara teknologi (saja), tetapi juga untuk seluruh masyarakat.” ungkap Ayunda
Pembangunan SDM Harus Bersama dengan Pembangunan Infrastruktur
Dua dari empat sektor yang menjadi fokus dalam regulasi Peta Jalan Digital 2021 – 2024 oleh pemerintah adalah infrastruktur dan masyarakat digital. Dari sisi infrastruktur digital, pemerintah melanjutkan proyek pembangunan serat fiber sepanjang 348,000 di seluruh Indonesia.
Untuk mencapai masyarakat digital yang adaptif, pembangunan infrastruktur digital ini juga harus bersamaan dengan pembangunan sarana pendidikan yang menunjang SDM, terutama di wilayah-wilayah remote dan perbatasan. Tidak seperti di perkotaan yang menerapkan online learning, sekolah di daerah remote masih menjadi tempat penting untuk menuntut ilmu.
Mewujudkan hal ini, Niagahoster dan Hostinger yang tergabung dalam Hostinger International Group, menginisiasi sebuah proyek corporate social responsibility berupa Renovasi SMP Wali Ate, Sumba Barat Daya, NTT. Wilayah NTT menjadi prioritas karena termasuk dalam salah satu provinsi dengan kategori termiskin di Indonesia.