NP telah melaporkan RW ke pihak kepolisian. RW bahkan sempat meminta uang sebesar Rp 2 juta untuk menghapus video tersebut dari media sosial. Meskipun polisi telah menyelidiki kasus ini, RW dikabarkan tidak lagi tinggal di alamat yang diketahui, membuat penyelesaian kasus ini semakin sulit.
Kasus ini bukan hanya menjadi viral karena kontroversinya, tetapi juga karena menyoroti masalah serius mengenai penyebaran video pribadi tanpa izin, yang sering kali digunakan sebagai bentuk balas dendam. Hal ini menjadi pengingat penting tentang menjaga privasi dalam hubungan, terutama di era digital saat ini.
Penting bagi masyarakat untuk memahami dampak serius dari tindakan seperti “revenge porn” dan penyebaran video pribadi tanpa izin. Perlindungan hukum terhadap korban harus ditegakkan, seperti dalam kasus NP ini, yang menyoroti betapa pentingnya hak privasi dan keamanan digital, terutama bagi perempuan.
Kasus viral ini menjadi peringatan bagi semua orang agar lebih berhati-hati dalam menjaga privasi serta lebih bertanggung jawab dalam berperilaku di dunia maya.***
